Minggu, 03 Februari 2008

PENJAJAHAN DENGAN KEDOK KEBENARAN AGAMA

Untuk membahas ajakan "rex kajian" (nama sebenarnya?). Terus terang saya sudah menulis banyak sebagai tanggapan. Tapi ada serangan virus sehingga semua tulisan hilang begitu saja. Untuk itu ini adalah sedikit dari cacatan yang saya buat secara agak panjang lebar, namun langsung musnah bagaikan juga, budaya lokal hilang begitu tergantikan oleh kebenaran agama yang demikian tidak hanya kita di Papua, tapi atas semua suku bangsa dunia, termasuk Indonesia.

Berbicara Missionaris, menurut saya mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan. Jasa-jasa mereka bagi suku-suku terasing tidak begitu saja diabaikan, sebaliknya adat istiadat terutama seni budaya dapat pula menjadi punah. Contoh masyarakat Teluk Cenderawasih Papua memiliki seni ukir yang sangat bagus. Masyarakat Sentani juga ukiran patung seninya melebihi keindahan seni patung yang kini dimiliki Papua dari Asmat. Namun sayang semua dimusnahkan, di-hilang-kan, demi kebenaran agama Kristen Protestan.

Seorang Intelektual Papua pertama kelahiran Biak yang mendapat gelar doktor antropologinya dari Negeri Belanda; Pernah marah-marah atas peristiwa penghancuran budaya Papua oleh para Missionaris. (Lihat, Koenntraningrat dkk; Membangun Masyarakat Majemuk). Sebagai gantinya kita dikasi sekolah oleh para Missionaris, ini jasa baik secara konkrit Missionaris, kalau tra begitu: Pace tra bisa jadi Gubernur, Bupati, Camat, DPR dll. Tapi karena ini, orang Papua, konsepsinyanya, nilainya, religinya, seninya, pahlawannya, idolanya, semua semua nilai genuin menjadi tergantikan. Begitu tiba-tiba orang Papua peduli dengan Yesus, dengan Muhammad, atau Islam dan Kristen. Missionaris menggantikan semua konsepsi lokal dengan konsepsi baru bawaan mereka, yang juga sebenarnya telah terkontaminasi nilai lokalitas para pembawa. Karena itu Islam Jawa tidak sama dengan Islam Aceh. Islam Walesi akan menjadi berbeda dengan Islam yang dibawa penjajah Indonesia.

Untuk latihan intelektual (inteletual exercise), kajian dengan tema model begini menurut saya bagus sekali. Tapi saya tetap mengucapkan terimakasih kepada Missionaris yang lebih menghargai, dari pada memahaminya sebagai destroyer budaya atau adat suku. Mungkin cara mereka sopan dan santun untuk menghargai penduduk pribumi dunia manapun. Sebagaimana ungkapan santun berikut :

"Terimakasih kami telah memiliki benda-benda ini,
karena mencintainya kami hendak meninggalkannya
dengan memusiumkan di Wesagaput".

Dunia manapun memiliki, adat, suku dan tradisi, tanpa kecuali di kalangan masyarakat semit, yang sejak mula melahirkan, merima , dan menyiarkan serta memempopulerkan agama samawi diseluruh pelosok dunia, terutama tiga agama semitsme yakni Yahudi, Kristen dan Islam. Yang berarti juga agama anutan masyarakat kita, masyarakat Papua .

Tidak ada agama lahir di Eropa, Afrika, dan Amerika. Tapi agama lahir diantara pertemuan di tiga muara Benua dan peradaban tersebut. Agama di siarkan oleh para missionaris Islam (Muslim Missionaris/Muballiqh, da'i atau secara individual dalam bentuk aktivitas dagang, Missionaris kristen utusan dewan gereja khusus) ke Eropa, Asia dan Amerika Latin dan Belahan Fasifik.

Missionaris bagus , baik dan membenarkan ketika anda didalamnya, menjadi sebaliknya kalau anda bukan didalam. Dunia yang sering terus mengglobal kita tidak mungkin terus-menerus mempertahankan diri dalam keisolasian diri kita.

Ada Teman etnis Cina pernah binggung terhadap dirinya, katanya; "Bukan mau saya, kalau tiba-tiba saya lahir sebagai orang Cina. Ibunya atau ayahnya tidak pernah berhasrat dan mencita-citakan menjadi orang cina atau apapun. Tapi mengapa orang-orang ini membenciku hanya lantaran , dan karena bukan lain tapi karena saya terlahir sebagai Cina yang sebenarnya tidak pernah direncanakannya sendiri?"

Namun Cina indonesia menghadapi dirinya dibenci, diperkosa, dan lain-lain bentuk ketidak adilan minoritas dideritanya, hanya lantaran dia terlahir sebagai Cina di Indonesia. Adalah sesuatu hal yang tidak pernah dimengertinya namun pernah berlangsung pada masa pemerintahan Orde Baru.

Ada teman dari Tim-Tim yang Muallaf, dengan berapi-api mengatakan bahwa dirinya menbenci tidak saja agama lama yang pernah ditinggalkannya karena faktor X, namun juga orang-orang, penganut agama lama yang ditinggalkannya ikut dibenmcinya. Membuat saya heran adalah yang benar dan baik apakah dirinya dan agamanya ataukah yang jahat dan salah adalah dirinya dan kelompoknya yang suka menyerang orang kelompak lain?

Bukan jawaban baik yang diharap disini, tapi diingatkan berkali-kali oleh moderator, jangan bicara masalah begini. Kalo ko tra mao dengar, ko dapa' tendang dari anggota milis ini.

Tidak ada komentar: