Beberapa waktu yang lalu. Dalam diskusi di milis ini, sempat diangkat berbahayanya media yang dipunyai oleh para penjajah di Papua yang begitu mendominasi untuk kepentingan kapitalisme, dan bisnis segelintir manusia minoritas yang dimiliki penjajah, namun dengan penguasaan mereka atas media massa, menyebabkan efektifitas pengontrolan atas informasi dan berita yang itu merugikan masyarakat umumnya Papua.
Hal demikian tidak selamanya kita menyadari, akan bahayanya penyakit wacana, untuk merubah konsepsi dan persepsi sehingga dapat terjalari (terkontaminasi) oleh virus (kotoran) wacana mereka diotak kita. Jika kita belum pernah mengerti atau ikut kajian wacana analitis, maka kemungkinan besar kita telan bulat-bulat kebenaran yang sebenarnya tidak benar akan informasi berita omong kosong dan penggiringan opini mereka untuk menggiring cara berfikir kita pada kemauan mereka.
Sehingga yang demikian itu (kekuasaan atas wacana publik oleh media penguasa atau penjajah), dapat mematikan masa depan Papua menentukan nasib sendiri. Penyakit (sebutlah dominasi wacana pers), memang oantas disebut demikian, karena berbahayanya adalah kematian rasa diri orang Papuanya, dicoba mau dihilangkan oleh akibat dominasi kekuasaan dunia pers dan wacana yang diabuatnya. Hal itu akibatnya pada masa yang akan datang, berakibat langsung pada masa depan kita Orang Papua, bahwa kita di hilangkan atau dimusnahkan, dalam proses opini oleh wacana yang doninan kepentingan kapitalis dan kolonialis, diatas Tanah Air kita (Papua) sendiri. Contoh demikian itu adalah koran harian terbit yang umum di baca masyarakat dan pegawai Indonesia di Papua, yang bernama Cenderawasih pos (CEPOS).
Harian ini selalu memberitakan berita selalu dengan mengusung kepentingan militer Indonesia dan konsespsi NKRI-nya, dalam pemberitaannya Cepos selalu dalam beritanya selama ini, jika kita amati secara analitis kritis, lebih banyak membungkus kepentingan kolonialisme NKRI dan kapitalisme asing di Papua Barat. Cenderawasih Pos (CePos) yang diangkat berita adalah selalu kepentingan keamanan dan keutuhan nasional NKRI. Koran ini menurut saya melakukan pembodohan terhadapa orang Papua selalu dan terus menerus secara sistematis.
Bagaimana kita melarangnya? Kita tidak dapat melarangnya, namun menurut saya kita harus punya bacaan alternatif, sebagai upaya brand washing (Cuci Otak), dengan gencar sosialisasi dan kampanye dalam koran sendiri, kalau ada, dan mensosialisasikan iklan koran milik rakyat Papua (TIFA PAPUA, masih terbit?), atau bikin koran baru, sebagai pengganti alternatif bacaan rakyat mayoritas Papua, agar masyarakat dapat membadingkannya sendiri, mana fakta dan informasi yang benar dan akurat dan mana yang tidak. Kita dapat meyerahkan kepada masyarakat sendiri, agar mereka memilih mana data dan informasi yang berpihak dan benar sebagai pengganti harian milik Groups Jawa Pos yang umum dibaca amber dan dikontrol penuh oleh militer penjajah ini.
Karena yang saya tahu Cenderawasihpos satu groups dengan group induknya Jawa Pos, dan menguasai separuh pangsa pasar nasional dalam penjualan oplah penerbitannya setelah Kompas. Jawapos dan dan kalau di daerah radar atau pos-pos nama belakangnya setelah nama kota daerah bersangkutan itu menguasai seluruh propinsi dan kota kabupaten seluruh Indonesia. Dalam perannya sebagai pers nasional, salah satu perannya adalah upaya mengutamakan kepentingan rakyat bukan mengusung aspirasi penguasa militer di Papua. Cenderawasihpos di Papua membodohi kita dari keinginan mau Merdeka, Demikian sebagaimana aspirasi seluruh rakyat Papua umumnya. Harian ini melakukan kejahatan informasi dan berita atas bangsa Papua.
Demikian juga hasil pembacaan saya atas beritanya berikut ini yang dimuat diharian kesayangan (kebanggan) situs milik masyarakat Papua yakni di komunitas-papua.com. menujukkan hal ini. Kebenaran berita dan deskripsi dari realitas yang diangkat jauh dari substansi permasalahan yang ada. Justeru kita (Papuaman) digiring pada soal ada Amerika dan mau membantunya, investasinya, kepentingan siapa ini? Cenderawasihpos mengatakan kepentingan NKRI. Amerika mau membantu NKRI tetap mempertahankan Papua dan mereka tetap mau mencuri emas kita. Binatang Amerika dan Indonesia! Mereka pancuri
kekayaan Papua! Usir dorang dari tanahku Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar