Minggu, 03 Februari 2008

KAMPANYE DAN HUT KE 45 PAPUA BARAT

LUAR NEGERI

Peringatan hari ulang tahun ke 45 Papua Merdeka, yang jatuh pada 1 Desember 2006, di peringati diseluruh penjuru dunia dengan meriah. Hal ini menunjukkan dukungan yang sangat significant bagi pemisahan Papua untuk menentukan nasib dan masa depan sendiri dari aneksasi Indonesia yang dipaksakan. Dan ini menjadi bukti pula dan penting artinya bagi kita, bahwa ada kemajuan dari "anak-anak Papua" dalam melukakan kampanye Papua Merdeka di sejumlah negara di benua Eropa dan Pasifik Selatan.

Kesuksesan dan perestasi "anak-anak Papua", dalam kampanye Papua Merdeka didunia Internasional menunjukkan hasil tak terbantahkan lagi. Bahkan bukti keberhasilan para pejuang Papua itu, dapat kita ikuti dalam berbagai laporan dimilis ini, misalnya di Inggris, Irlandia Utara da Swedia. Disana ada para pejuang Papua seperti Tuan Sem Karoba, Benny Wenda, Yacop Pray dan kawan-kawan lainnya.

Dalam peringatan HUT Papua Barat di Eropa melibatkan massa LSM yang jumlahnya cukup banyak. Itu berarti sosialisasi issu Papua Merdeka di Eropa gencar di perjuangkan oleh kedua tokoh "anak koteka" itu bersama kawan-kawannya menunjukkan hasil yang tidak dapat dianggap enteng oleh Jakarta.

Tidak jauh berbeda dengan Eropa, di Pasifik Selatan, negara-negara seperti utamanya Vanuatu, Australia, New Zeland dan PNG, peringatan hari Ulang Tahun ke 45 Papua Merdeka di meriahkan oleh warga Papua yang bermukim lama di sana. Bersama LSM dan simpatisan warga setempat Peringatan hari Kemerdekaan Papua di peringati dengan berbagai cara.

Australia, Vanuatu, New Zeland, Fiji, PNG di Pasifik, dan Belanda, Inggris, Irlandia Utara, Swis, Swedia selama ini kita tahu dan dengar wakil Papua ada disana. Negara-negara ini adalah negara yang dalam acara HUT ke 45 Papua Barat memperingati secara meriah dengan melibatkan banyak massa.

Dan negara-negara ini pula harapan kita tertuju akan dukungannya di PBB dalam sidang tahunan nanti. Karena negara yang disebut diatas semua ini adalah negara-negara sponsor yang selama ini memberi tempat bagi Papua dan mendukung pemisahan Papua dari pemerintah kolonialisme Indonesia.

Laporan yang kita terima dimilis ini oleh Tuan Andy Ayamiseba, tokoh Nasionalis Pejuang Papua Merdeka yang berdomisili di Vanuatu, menunjukkan gelagat dukungan Kemerdekaan Papua Barat, disejumlah negara diatas. Dan bentuk dukungan itu dengan adanya warga serta sebahagian aparat pemerintah, lebih-lebih LSM dengan menghadiri hari ulang tahun Papua Merdeka dimasing-masing negara.

Ulang tahun Papua Merdeka, dimeriahkan oleh warga Papua yang bermukim di sana bersama-sama dengan warga penduduk setempat di berbagai negara baik di Eropa maupun Australia dan utamanya di negara-negara Pasifiki Selatan, seperti Vanuatu sebuah negara kepulauan Pasifik, dimana seorang wakil pejuang Papua Merdeka, yang paling utama dan dianggap paling berhasil, Tuan Andy Ayamiseba bermarkas.

Bahkan di Vanuatu lebih meriah dengan penempilan tarian Papua sebagaimana laporannya dalam berita gambar (terlampir berikut ini). Di Vanuatu, negara tetangga dan serumpun kita, selama ini kita tahu bahwa perwakilan atau kedutaan besar negara Papua Barat secara resmi diberikan oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan keberhasilan wakil Papua di negara kepulauan itu menjadi kebanggaan tersendiri, bagi kita bangsa Papua Barat.

Oleh sebab itu kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah dan rakyat Vanuatu dan terutama kita salut dan bangga pada wakil Papua di Vanuatu, Tuan Andy Ayamiseba dan kawan-kawannya yang berdomisili di negeri itu. Karena kita tahu bahwa perwakilan resmi Papua Barat difasilitasi oleh pemerintahan negara itu berkat lobby Para Pejuang Papua Merdeka kepada rakyat dan pemerintah disana .

Negara Vanuatu pula salah seorang wakilnya di PBB, berbicara tegas dan lantang untuk pemisahan Papua dari Indonesia, untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Kita salut dan bangga pada negara Vanuatu dan para wakil Papua di negeri itu, terutama Tuan Andy Ayamiseba, karena perwakilan resmi negara Papua Barat paling pertama pernah ada dimuka bumi di negara serumpun kita itu.

Dari berbagai laporan peliputan media menunjukkan, peringatan hari ulang tahun Papua merdeka, dimeriahkan dengan berbagai atraksi seni dan budaya Papua. Seperti seni tarian indah Papua (Yospan), dengan atribut khas sebagai lambang seni-budaya papua, dipertunjukkan oleh masyarakat Papua perantauan diberbagai negara, pada peringatan ulang tahun kemerdekaan Papua yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2006 itu.

DALAM NEGERI

Berbeda dengan diluar negeri, ditanah airnya sendiri, Tanah Papua, HUT KE-45 Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat, tidak diperingati sebagaimana peringatan sama dilakukan diberbagai Negara Eropa dan Pasifik. Tidak ada acara peringatan hari yang paling bersejarah bagi hidup dan masa depan kehidupan bangsa dan negara Papua Barat itu.

Didalam negerinya sendiri HUT Papua Barat hanya ada do'a bersama di makam Almarhum Theys Hiyo Eluay, dan itupun hanya dihadiri segelintir orang dari keluarga almarhum dan beberapa orang saja terutama anggota Dewan Adat Papua (DAP).

Kita hanya mendengar ada bendera yang di kibarkan pada pukul 05.00 pagi, dimana saat tidak ada penjagaan ketat oleh aparat Militer Indonesia di tiga kota Papua yakni Jayapura, Manukwari dan Timika.

Selebihnya, seperti biasa harusnya bagi negara terjajah, ada intruksi Kapolda agar Thaha Alhamid dan kawan-kawannya dari PDP/DAP agar tidak boleh ada peringatan apapun pada hari bersejarah itu. Kapolda menghimbau dan melarang keras pada Masyarakat Papua untuk tidak memeringati apalagi menaikkan sesuatu apapun, lebih-lebih bendera Bintang Kejora di samping bendera Merah Putih. Kalau dapat siapapun dari orang Papua tidak coba-coba mengibarkan Bintang Kejora di Tanah Airnya sendiri di hari kelahirannya pada tanggal 1 Desember 2006 itu.

Intruksi Kapolda kepada masyarakat papua sebagai himbauan berkali-kali sejak bulan November yakni satu bulan sebelumnya membuat rakyat Papua dipaksa untuk mematuhi. Jika tidak, tembak ditempat! Sebagai akibatnya kematian, tapi kalau ketahuan tidak ditembak tapi dtitangkap di penjarah bertahun-tahun sesudah disiksa terlebih dahulu. Pesan yang diteruskan oleh Kapolda Papua Paulus Waterpaw dari Jakarta dapat diteruskannya kepada Rakyat dan Bangsa Papua.

Rakyat Papua bukan terpaksa tapi di paksa untuk tidak mengibarkan bendera Bintang Kejora, sebagai lambang kebangsaan sekaligus kebanggaan mereka. Rakyat Papua untuk selanjutnya hanya punya hari proklamasi kemerdekaan bukan 1 Desember 1961 tapi 17 Agustus 1945. Kemerdekaan mereka dibuat agar dilupakan dan mereka di paksa dan terpaksa menghormati Merah putih setiap upacara dikantor setiap pagi dan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 saja, lain dari itu tidak boleh.

Dibawah tekanan dan ancaman pembunuhan seperti ini kita dapat mengerti mengapa di tanah Papua sendiri tidak diperingati sebagaimana peringatan di negara lain oleh orang Papua dipengasingannya semeriah mungkin sebagaimana tidak semeriah atau apalagi tidak sama sekali karena di bayang-bayangi ancaman kematian bagi yang melanngarnya menjadi alasan masuk akal, bahwa kenyataannya di Papua secara terbuka tidak ada peringatan hari ulang tahun ke 45 Proklamasi Papua Merdeka.

Tidak ada komentar: