Indonesia Tidak Tahu Demokrasi. Begini, saya mau kastau teman-teman Papua! Menyangkut Pilkada, Pemekaran dll, semua itu adalah upaya jalan terakhir Indonesia yang ditawarkan kepada kita (Orang Papua), yang sudah tidak bisa ditahan lagi akan keinginan mau melepasakan diri dari NKRI.
Maka jangan heran, ketika kemudian ketidak mampuan itu mereka (Indonesia) menempuh berbagai cara untuk meredam keinginan kita-yang mau melepaskan diri-dengan berbagai cara, termasuk saat ini dengan lowongan PNS. Maksud dari membuka lapangan PNS
adalah menimalisir orang Papua dari aksi-aksi menuntut Merdeka. Tapi ingat semuanya akan gagal! Saat ini kelihatan sekali Indonesia mencari perhatian dunia dan Dewan PBB, seakan mereka tahu demokrasi, padahsal Indonesia tidak tahu dan buta apa yang dinamakan Demokrasi.
Berbicara demokrasi Indonesia itu sesungguhnya buta dan bodoh apa yang dinamakan demokrasi. Indonesia tidak dan belum pernah punya tradisi demokrasi. Budaya Indonesia pada masa lalu adalah budaya feodalisme dan teokrasi yang di pengaruhi oleh Budha, Hindu dan Islam. Maka bicara demokrasi dalam wacana Indonesia dapat dan sanggup secara lancar ngomong demokrasi. Namun secara mentalitas, yang berarti budaya, tidak ada sedikitpun potongan demokrasi dalam tradisi mereka.
Indonesia pada masa lalu adalah menjadi bangsa yang selalu ditaklukkan oleh bangsa "timur asing lain", karena itu Indonesia bodoh demokrasi. Indikasinya adalah secara salah masih mau mengklaim Papua dari bagian dari Negaranya, ini adalah bukti paling telanjang bahwa indonesia memang bodoh dan tidak tahu demokrasi.
Argumentasi Indonesia kepada dunia yang mengklaim Papua bagian dari NKRI sudah tidak tertahankan lagi, apalagi disaat ini dengan berbagai aksi warga Rakyat kita.Bahkan tentara atau militer telah salah langkah dengan menembak beberapa warga sebagai bukti
ketidakmampuan itu. Terakhir indonesia dengan cara membujuk dan menimalisir upaya kita mau Merdeka ini dengan dibuka kesempatan lapangan kerja atau PNS itu.
Berbicara demokrasi saya sarankan Indonesia sebaiknya belajar pada orang Papua atau lebih tepat kepada orang Jayawijaya, karena daerah ini lebih dekat pada filsafat demokrasi Yunani. Amerika yang ditiru dan dijiblak oleh bangsa-bangsa asia umumnya
dan Indonesia khususnya sesungguhnya tidak memiliki refrensi demokrasi cukup memadai.
Amerika menghidupkan gudung Capytol sebagai upaya menghayati demokrasi lebih dekat dari asal akar yang sesunguhnya demokrasi Yunani pada masa silam. Sedangkan Jawa dan sejumlah daerah Indonesia pada masa lalu adalah bentuk pemerintahan kerajaan, jadi tidak mampu mengerti demokrasi secara intrinsik. Substansi dari demokrasi adalah penegakan HAM, Keadilan, kedaulatan rakyat dan pemerintahan yang bersih dari KKN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar